• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

BPA-Free: Masa Depan yang Tak Terelakkan?

img

Pasaraffiliate.web.id Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Dalam Blog Ini saya ingin membedah artikel, kesehatan yang banyak dicari publik. Informasi Terbaru Tentang artikel, kesehatan BPAFree Masa Depan yang Tak Terelakkan Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.

    Table of Contents

Bisphenol A (BPA), sebuah bahan kimia yang ditemukan dalam plastik polikarbonat, telah menjadi perhatian kesehatan selama beberapa dekade. Sejak tahun 1970-an, kesadaran akan potensi bahaya BPA mulai meningkat, mendorong beberapa negara untuk menetapkan ambang batas toleransi BPA yang dapat diterima oleh tubuh.

Pada tahun 1988, The Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menetapkan batas aman paparan harian BPA sebesar 50 mikrogram/kg berat badan. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa bahkan pada tingkat rendah, BPA dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama pada sistem hormon dan reproduksi.

Pada tahun 2015, European Food Safety Authority (EFSA) menetapkan ambang batas yang jauh lebih rendah, yaitu 0,04 nanogram/kg berat badan. Hal ini mendorong banyak negara untuk menerapkan regulasi BPA-free dan meninggalkan produk-produk yang mengandung BPA.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan kadar BPA pada galon polikarbonat di atas ambang batas di sejumlah kota selama periode 2021-2022. Temuan ini mendorong BPOM untuk mengeluarkan Peraturan BPOM Nomor 6/2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Perlahan, semakin banyak produk air minum kemasan yang beralih dari plastik polikarbonat ke PET yang lebih aman. Kemasan galon guna ulang mulai ditinggalkan, meskipun ada juga produk yang baru mulai mendistribusikannya secara selektif di wilayah tertentu.

Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Ulul Albab, SpOG, menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya BPA. Ia menyatakan bahwa sekitar 130 penelitian menunjukkan bahwa BPA berbahaya untuk jangka panjang, baik pada laki-laki, perempuan, maupun pada tumbuh kembang anak.

Pergeseran perilaku masyarakat dalam memilih plastik untuk kemasan pangan menunjukkan bahwa kesadaran akan bahaya BPA semakin meningkat. Negara-negara seperti Amerika, Malaysia, dan negara-negara di Eropa telah menerapkan pelarangan terkait BPA. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat dari dampak negatif BPA terus berkembang.

Itulah informasi seputar bpafree masa depan yang tak terelakkan yang dapat saya bagikan dalam artikel, kesehatan Saya berharap tulisan ini membuka wawasan baru tetap optimis menghadapi rintangan dan jaga kesehatan lingkungan. bagikan kepada teman-temanmu. semoga Anda menikmati artikel lainnya di bawah ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - Pasar Affiliate
Added Successfully

Type above and press Enter to search.